Ada tiga jenis ubi jalar yang terkenal di Indonesia yakni ubi jalar berwarna putih kecoklatan, merah, dan ungu.
Tiga jenis ubi jalar ini mempunyai varietas unggul dengan produktivitas tinggi di antaranya cilembu, ibaraki, lampeneng, georgia, borobudur, prambanan, mendut, dan kalasan.
Budidaya ubi jalar cocok dilakukan di daerah tropis dan lembab. Suhu optimum untuk tanaman ini adalah 21- 27 derajat celcius dengan curah hujan 750 – 1500 mm/tahun dan memerlukan penyinaran matahari sekitar 11 – 12 jam sehari.
Di Indonesia, budidaya ubi jalar mencapai produktivitasnya yang paling optimal jika ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 500 meter dari permukaan laut, tapi tanaman ini masih dapat tumbuh dengan baik dengan ketinggian di atas 1000 meter dari permukaan laut hanya jangka waktu tanam sampai panennya jadi lebih lama.
Penyiapan bibit dalam budidaya ubi jalar dilakukan dengan dua cara yakni generatif dan vegetatif.
Pertama ialah perbanyakan melalui umbi, caranya pilih umbi berulitas baik dan sehat lalu dibiarkan di tempat lembab dan teduh sampai tunasnya keluar.
Tunas yang keluar dari umbi dipotong dan siap dibesarkan. Cara generatif jarang dilakukan untuk skala luas, cara ini dipakai untuk memperbanyak bibit unggul dalam skala terbatas.
Cara ke-2 ialah perbanyakkan vegetatif dengan distek, calon indukan diambil dari tanaman ang berumur di atas 2 bulan dengan ruas yang pendek, caranya potong batang tanaman sepanjang 15 – 25 cm, pada setiap potongan minimal terdapat 2 ruas batang, papas sebagian daun – daunnya untuk mengurangi penguapan, ikat batang yang sudah distek dan biarkan selama 1 minggu di tempat teduh.
Perbanyakan dengan stek batang terus menerus akan menurunkan kualitas tanaman. Maka dari itu, perbanyakan dengan stek dianjurkan untuk 3-5 generasi penanaman.
Kondisi tanah yang cocok adalah tanah lempung, gembur, banyak mengandung hara, dan mempunyai drainase yang baik.
Budidaya ubi jalar di tanah kering dan retak-retak menyebabkan imunitas tanaman menurun, sehingga mudah diserang hama dan penyakit. Jika ditanam di tempat becek umbinya akan kerdil, kadar serat tinggi, mudah busuk, dan bentuknya benjol. Derajat keasaman tanah yang ideal pada pH 5,5 – 7,5.
Tanaman ini tumbuh baik di lahan tegalan dan dilakukan di akhir musim hujan. Jika dilakukan di lahan sawah lebih cocok dilakukan saat musim kemarau.
Budidaya ubi jalar relatif hemat pupuk, apalagi ditanam di lahan bekas sawah. Sebelum menanam, hendaknya tanah dibajak agar gembur, bentuk bedengan setinggi 30 – 40 cm dengan lebar 60 – 100 cm dan jarak antar bedengan 40 – 60 cm serta panjangnya mengikuti bentuk lahan.
Untuk budidaya secara organik, berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang. Pupuk kandang yang bagus ialah campuran kotoran ayam dan sapi yang telah matang. Campurkan pupuk sat pembuatan bedengan dengan dosis 20 ton/hektar.
Ubi jalar ditanam dengan menanam 2/3 stek batang ke tanah. Dalam 1 bedengan terdapat 2 baris tanamn. Jarak antar tanaman dalam 1 bari 30 cm dan jark antar baris 40 cm. Dibutuhkan 36.000 batang untuk lahan 1 hektar.
Usahakan jaga kelembaban tanah di awal pertumbuhan. Lakukan penyiraman tiap pagi dan sore pada stek yang baru ditanam. Penyiraman dihentikan setelah tanaman telah tumbuh yang dicirikan keluarnya daun baru.
Tanaman ubi merupakan tanaman ang tehan kekeringan. Intensitas hujan 2 miggu sekali cukup memberikan asupan air, sehingga relatif tidak memerlukan penyiraman terus menerus.
Setelah 2 – 3 minggu penanaman, cek keseluruhan tanaman. Jika ada yang gagal tumbuh segera sulam dengan tanaman baru. Penyulaman dilakukan dengan mencabut tanaman mati dan mengganti stek batang baru.
Saat umur 4 minggu setelah tanam, lakukan pembngkaran tanah di kiri dan kanan tanaman dengan radius 10 dari tanaman supaya akar tanaman tidak menjalar kemana-mana dan umbi konsentrasi pada jalur penanaman. Aktivitas ini dilakukan sekaligus dengan menyiangi gulma.
Saat umur 6 – 8 minggu setelah tanam, tanah yang dibongkar kemudian ditutup lagi sambil merapikan akar-akar menjalar keluar dari jalur penanaman. Kegiatan perapihan kar penting karena jika menjalar kemana-mana umbi yang dihasilkan akan tidak terlalu besar atau umbinya banyak tapi kecil-kecil.
Pemanenan ubi jalar dilakukan saat umur 3,5 – 4 bulan. Perhatikan cuaca ketika menjelang panen. Umbi siap panen, tapi tiba-tiba terkena hujan deras akan membusuk, maka perlu segera dipanen maksimal 7 hari setelah hujan.
Panen berhasil bila 1 bibit yang ditanam minimal menghasilkan 1 kg umbi. Umumnya tanaman ubi yang sehat menghasilkan umbi lebih dari 25 ton/hektar bahkan ubi jalar varietas tertentu seperti kalasan menghaslkan hingga 30 – 40 ton/hektar.
Setelah dipanen, ubi jalar dicuci dan disortir lalu dimsukkan ke karung dan simpan di tempat kering sebelum dijual.
0 Comments
Post a Comment